AMSI Selenggarakan Diskusi Panel Mahasiswa

Diskusi adalah aktivitas bertukar pikiran yang harus dilakukan secara rutin oleh mahasiswa. Mahasiswa sebagai bagian dari dunia akademisi memiliki peranan penting dalam memikirkan dan menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agent social of change dan agent social of control merupakan bagian yang tidak bisa dihindarkan sebagai bagian dari fungsi mahasiswa. Sadar akan hal tersebut, Aliansi Mahasiswa Sukabumi (AMSI) dalam menghadapi langkah pemerintahan Joko Widodo yang berlangsung di lantik pada tanggal 20 Oktober 2019 lalu berupaya mengajak mahasiswa lainnya untuk mengevaluasi serta menggali hal-hal yang akan dilakukan Pemerintah Republik Indonesia lakukan untuk lima tahun mendatang.

Diskusi tersebut sangat menarik karena panelis dan peserta melihat dari berbagai sudut pandang baik itu dari unsur pendukung pemerintah, maupun dari pengkritik pemerintah. Kegiatan yang berlangsung dengan pelaksanaan pelantikan presiden Joko Widodo tersebut dilaksanakan di Cafe Viesta Kota Sukabumi dan dihadiri oleh 50 mahasiswa perwakilan dari STAI Kharisma Cicurug, STAI Sukabumi, STAI Syamsul Ulum, STISIP Syamsul Ulum dan STH Pasundan. K

Kegiatan diskusi panel mahasiswa yang mengusung tema Nawacita Jilid II Masih Relevankah? itu mendapatkan sambutan hangat dari mahasiswa Sukabumi. AMSI menghadirkan pemateri-pemateri yang hebat di bidangnya diantaranya adalah Bagus Pekik sebagai mantan TKN Sukabumi, Asep Deni selaku pemerhati kebijakan publik, Dedi Abdullah Hasba ketua LHKTI dan dikenal sebagai pemerhati politik, dan terakhir Abu Bakar Al Hasan sebagai aktivis.

Dinamika diskusi begitu sangat terlihat dan antusias mahasiswa dalam mengemukakan pendapatnya, termasuk dalam memperhatikan fenomena-fenomena masa kini. Isu RUU KPK, Pertanahan, Infrastruktur hingga Pendidikan tidak luput dari perdebatan bahkan Asep Deni memperlihatkan diagram kepercayaan terhadap Presiden Joko Widodo yang berdasarkan hasil survey yang dilakukannya itu sangat rendah. 

Disamping itu, Dedi Hasba juga mengajak seluruh mahasiswa untuk tetap berpikir kritis terhadap keadaan lingkungan sekitar dan mengawal setiap kebijakan-kebijakan pemerintah. Mahasiwa yang hadir pada saat itu merasa kurang puas dengan diskusi tersebut dikarena waktu diskusi yang sangat terbatas. Hingga pukul 21.00 WIB acara diskusi di tutup dengan makan bersama.

2 komentar

mantul ��
tpi sedikit komen tentang konteks pernyataan tokoh yg menyatakan kritiknya terhadap pemerintah dengan tidak dibarengi dengan pernyatan tokoh yg propemerintah ,��sehingga pembaca tdk ikut diskusi hanya membaca kesimpulan , apalagi klu pendapat projo bisa dikataakn doktrin sepihak �� asa bener nyariosteh
beda ceritanya kalau ada konteks dari kedua tokoh , pembaca akan belajar utk membandingkan yaaa paling tidak pembca akan mencari keebnaran dengan menggali informasi dari sumberlain
sehingga budaya tabayun akan lebih tersosialisasikan dari sekarang
bukan budaya kritik sentimen terhadap pemerintah
oh ia ana bukan pendukung jokowi dan Prabowo ���� ana pendukung tabayun


EmoticonEmoticon